Pages

14.8.13

Peluk Aku Dengan Sederhana....

Foto: in-dissoluvel
Sore itu, dengan sejuta harap akan kenangan yang tak pernah memudar, aku menaiki anak tangga menuju atap gedung sekolah. Langkahku pasti seperti memori yang terekam kuat dalam celah hati. Senyumku mengiringi sambil memikirkan bayang yang tak bisa lepas. Bayangmu.

Begitu sampai di atap gedung berlantai tiga ini, angin menyambutku cukup berhasrat. Aku lalu mengedarkan pandang, mencari pendar sosokmu. Namun yang kutemui malah langit lembayung. Bukan kamu. Bukan janji yang selalu ditepatri seperti saat genggaman tangan kita masih erat.

"Maaf aku terlambat," tiba-tiba kudengar suaramu. Aku menoleh dan mendapati sosok

30.1.13

Melewatkanmu



Pagi-pagi sekali mama sudah membuat kehebohan. Sampai papa membesarkan volume tayangan televisi yang sedang ditontonnya sambil menyemir sepatu kesayangan. Hari ini adalah hari pertama pembukaan festival tahunan Malang Kembali atau yang lebih dikenal dengan Malang Tempo Doeloe (MTD). Jadi mama yang sudah mempunyai satu gerai di sana untuk menjual ragam teh olahannya benar-benar mempersiapkan segala keperluan. Tak heran bila dari tadi dia sibuk sendiri di dapur dan menyuruhku ini-itu. 

“Na, tolong telurnya dikocok!”
“Na, ambilin mama gula!”
“Na, jangan main hape mulu!”

Sebagai anak gadis satu-satunya, aku yang harus ketiban apes karena sudah dibangunkan paksa usai adzan subuh berkumandang. Padahal jam 10 nanti aku mesti mengikuti satu mata kuliah di kampus. Belum lagi selama 4 hari ke depan bakal menjaga
;